Senin, 30 September 2013

Opini Mengenai Budaya Indonesia

Nama              : Siti Halimah
Kls                  : 3 KA 41
Npm                : 19111526
Tugas              : Bhs Indonesia (SOFTSKILL) MINGGU 1


CONTOH ARTIKEL

Artikel menarik tentang kebudayaan Indonesia

Kebudayaan Indonesia yang Terkenal di Dunia

1. Wayang Kulit
Merupakan budaya Indonesia yang sudah sangat populer baik di dalam negeri ataupun mancanegara. Bahkan, kini tercatat beberapa warga asing telah belajar dan mahir sebagai Dalang, Sinden serta Waranggono (penabuh gamelan).

2. Seni Batik
Batik adalah bagian dari seni lukis yang awalnya diaplikasikan pada kain untuk pakaian maupun asesoris lainnya. Pada 2 Oktober 2009 silam UNESCO mencatat seni batik merupakan warisan budaya milik Indonesia.

3. Angklung
UNESCO juga telah mengakui bahwa Angklung adalah bagian dari warisan kebudayaan kita. Budaya seni musik ini memanfaatkan bambu sebagai bahan utama instrumen musik.

Seni Tari dari Indonesia yang Mendunia

1. Tari Bedhaya Sang Amurwabhumi
Tarian yang menggambarkan tentang cerita asmara dan kepemimpinan yang diciptakan oleh Sultan HB X untuk menghormati serta mengenang ayah beliau, Sri Sultan HB IX. 

2. Tari Saman
Tarian Aceh ini dilakukan secara berjamaah dengan kekompakannya yang luar biasa. Masing-masing penari mampu menggerakkan tubuhnya secara bersamaan selaras dengan suara musik yang dinamis.

3. Tari Ratéb Meuseukat
Masih dari bumi Serambi Mekah, tarian Ratéb Meuseukat menampilkan barisan para penari yang bersila di lantai. Kebudayaan Aceh ini populer berkat kecepatan personilnya serta kekompakan gerak tubuh sambil menyanyi.

4. Tari Reog Ponorogo
Dari namanya saja kita pasti akan tahu daerah asal kesenian ini. Tarian Reog Ponorogo lahir dan mulai populer di Jawa Timur dengan tokoh berupa Warok serta Gemblak yang selalu ada di setiap pertunjukannya. Tari-tari identik dengan nuansa mistik ini kerap mempertontonkan adegan ‘diluar nalar’ yang mampu membuat decak kagum para penikmatnya. Hal itu pula yang membuat Reog Ponorogo bisa mendunia.

5. Tari Pendet
Tarian Bali ini menggambarkan sambutan atas turunnya dewata ke dunia. Tari Pendet sering juga dipertontonkan untuk menyambut para wisatawan yang berkunjung ke Bali.

6. Tari Kecak
Tari-tari yang semua personilnya para pria ini merupakan kesenian khas dari Bali. Penari yang berjumlah banyak tersebut akan berbaris secara melingkar disertai sebuah irama yang keluar dari masing-masing penarinya, melafalkan kata ‘cak’ berulang-ulang sembari mengangkat kedua tangan mereka. 

7. Tari Klasik Keraton Surakarta
Tarian ini merupakan manifest dari tradisi di lingkungan kraton Surakarta. Semua unsur mulai dari gerakan tubuh, kostum serta musik mempunyai aturan tersendiri. Para penonton akan disuguhi seni pentas yang anggun, rapi serta penuh makna.

Itulah tadi contoh-contoh seni hasil dari kebudayaan nusantara kita. Beragam budaya unik dan menarik Indonesia tersebut semakin hari makin terancam keberadaannya. Selain gempuran budaya barat yang tak kenal ampun merasuk ke semua sendi kehidupan kita, para pemuda-pemudi Indonesia sendiri bersikap acuh tak acuh dan terkesan lebih bangga bila ‘memakai’ produk-produk luar negeri. Dari trend fashion, tatanan rambut, makanan, bahkan pergaulan bebas juga ikut mereka adopsi dari luar tanpa disaring terlebih dahulu. Fenomena Demam Korea yang akhir-akhir ini menjalar cukuplah menjadi bukti akan lemahnya kepribadian serta karakter remaja kita. Peran teknologi informasi sangat terasa di sini, kemajuan teknologi yang menawarkan kemudahan akses berita membawa dampak yang luar biasa. Usia remaja menjadi saat-saat dimana proses pencarian jati-diri sedang berlangsung, rasa penasaran serta keingintahuan sangat mendominasi pikiran. Orang-tua menjadi pihak paling penting. Mereka harus berdiri di garda terdepan dalam membimbing, mengarahkan serta menangkis semua ideologi jahat yang dapat menyusupi para remaja kita. - See more at: http://artikel-informasi.blogspot.com/2013/07/artikel-menarik-tentang-kebudayaan-indonesia.html#sthash.Z4eCnJRk.dpuf




Opini saya mengenai kebudayaan Indonesia

Negara indonesia adalah  negara yg kaya akan kebudayaan dari mulai tarian , musik, adat, bahasa, laut, pulau dan lain sebagainya. Kita seharusnya bangga, dengan ini kita bisa menarik peminat touris asing yang pergi ke indonesia  Indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaan yang tidak bisa diragukan lagi dari mulai dari pulau,bahsa ,adat,tarian musik dan lain sebagainya. Indonesia memiliki sekitar 17.000 pulau. Bangsa kita juga memiliki kurang lebih 742 bahasa daerah, 33 pakaian adat dan ratusan tarian adat,. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang harus kita syukuri dan lestarikan. Dengan keanekaragaman kebudayaannya, Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi.
Namun pada saat ini kebudayaan nasional Indonesia semakin hilang dan ditinggalkan. Bahkan mayoritas masyarakat Indonesia pun kurang mencintai kebudayaannya sendiri dan lebih menyukai budaya negara lain seperti dulu gotong royong antar tetangga, saling sapa adalah  tradisi masyarakat kita di Indonesia, tapi sekarang hal ini sudah mulai banyak ditinggalkan misalnya lg yang Contohnya saja para remaja yang lebih gemar  menonton drama Korea, mengikuti trend baju ,tarian  dibanding baju, tarian-tarian yang ada di Indonesia.
Padahal kekayaan kebudayaan kita tersebut memiliki daya tarik bagi wisatawan manca negara . Bahkan ada yang sampai mengklaim budaya kita yaitu Malaysia. Sudah berkali-kali Malaysia mengklaim kebudayaan yang ada di negara kita, seperti Reog Ponorogo ,beberapa motif batik, alat musik tradisional “Angklung”,  lagu daerah “Rasa Sayange”,  dan juga yang baru-baru ini yang hampir kecolongan adalah tarian daerah Bali yaitu “Tari Pendet”. Dan yang paling menyedihkan, bukan hanya diklaim saja tapi sudah ada yang dipatenkan.
Melihat kasus tersebut, dapat kita lihat bahwa sikap Malaysia yang sangat rendah dan sikap pemerintah Indonesia yang seolah diam seribu bahasa melihat kebudayaan kebanggaannya diklaim negara tetangga yang memang sudah dikenal sebagai negara pencari masalah oleh rakyat Indonesia. Malaysia yang secara historis merupakan negara serumpun melayu dengan Indonesia yang perbedaannya nyaris sangat tipis membuatnya mencari identitas bangsanya sendiri. Malaysia memang  tengah dilanda krisis identitas dikarenakan tidak adanya perbedaan yang signifikan dengan budaya asli Indonesia.
Yang lebih parahnya lagi, salah satu pejabat tinggi di Malaysia mengatakan bahwa Malaysia bisa saja menggunakan semua budaya yang dimiliki oleh Indonesia untuk mempromosikan negaranya dengan alasan kedekatan budaya dan sejarahnya. Padahal penerapannya tidak semudah itu untuk saat ini, apalagi mengenai perihal penggunaan budaya suatu bangsa untuk mempromosikan bangsa lain yang bukan pemiliknya.
Pemerintah sampai saat ini masih belum bisa menyelesaikan permasalahan tersebut. Karena kebudayaan adalah aset yang sangat berharga, sehingga untuk mematenkan suatu kebudayaan dibutuhkan dana yang sangat besar. Apa kita mau kehilangan semua itu? Tentu tidak kan?  Untuk itu, Kita harus benar-benar menjaga budaya-budaya yang ada di negara kita tercinta agar  tidak diakui sebagai budaya negara asing lagi.
Masyarakat Indonesia berbondong-bondong mengecam hal tersebut dengan berbagai cara, seperti demo kepada Malaysia dan Pemerintah Indonesia. Memang hal itu wajib dilakukan untuk membuktikan rasa nasionalisme dan rasa cinta kita terhadap budaya Negara Indonesia. Selama ini kebanyakan dari kita akan terpancing emosinya apabila sebuah kesenianatau budaya milik Indonesia diklaim oleh bangsa lain. Biasanya akan banyak reaksi perlawanan dari masyarakat yang muncul akibat tindakan pengklaiman ini.
Namun marilah kita sejenak melakukan introspeksi diri. Kenapa masyarakat Indonesia baru beramai-ramai mengecam hal itu setelah terjadinya pengklaiman yang dilakukan oleh pihak Malaysia? Seandainya Malaysia tidak mengklaim budaya atau kesenian Indonesia, apakah kita selama ini peduli dengan kelestarian budaya tersebut? Kita baru memperdulikannya ketika budaya tersebut diklaim oleh bangsa lain. Seandainya pencurian budaya ini dibiarkan saja dan tidak ditangani secara serius, bisa jadi lama-kelamaan aset kita satu per satu diambil oleh Malaysia dan bisa jadi oleh pihak-pihak lain.
Padahal jika kita telaah dari berbagai sumber berita, proses pengklaiman budaya itu melibatkan warga negara keturunan Indonesia yang sudah lama menetap di negeri Jiran tersebut. Seperti kita tahu, di Malaysia memang  banyak komunitas keturunan Indonesia asal Minangkabau, Bugis, Pontianak, Jawa, dan Sunda yang telah lama menetap disana, dan menjadi warga Malaysia. Otomatis mereka membawa budaya dari daerah asalnya, lalu budaya itu dilestarikan oleh warga asal Indonesia tersebut di Malaysia.
Coba sama-sama kita renungkan, seberapa banyak dan seringkah stasiun TV menayangkan kebudayaan Indonesia? Seberapa banyak dari kita yang memiliki CD atau kaset yang berisikan lagu atau tarian daerah?  Selama ini justru kita sering melupakan kesenian tradisional yang merupakan warisan budaya bangsa. Kita lebih senang mendengarkan lagu-lagu, tarian, atau budaya lainnya yang diimpor dari negara lain. Bukan suatu hal yang salah jika kita menyukai kesenian impor. Namun kita juga memiliki kewajiban mencintai dan menjaga kelestarian budaya negara kita sendiri.
Bahkan ada yang menyebutkan bahwa “Kebudayaan Indonesia sebagai salah satu Akar Budaya Nasional Malaysia”. Ini adalah fakta. Melihat begitu banyak kebudayaan Indonesia yang diklaim oleh Malaysia. Baik dalam bentuk budaya tari-tarian, lagu, alat musik, masakan, dll. Sebenarnya hal ini bisa menjadi motivasi bagi masyarakat Indonesia agar lebih mencintai budaya dalam negeri daripada budaya-budaya impor. Karena dengan adanya Gobalisasi, para pemuda Indonesia lebih tertarik pada kebudayaan luar  daripada kebudayaan bangsa mereka sendiri.
Cibiran sebagai Negara plagiat pun juga pernah dilontarkan oleh orang Indonesia kepada Malaysia karena meniru kebudayaan orang Indonesia. Alhamdulillah, rakyat Indonesia sampai saat ini belum pernah mendapat cibiran layaknya Malaysia sebagai Negara plagiat karena telah meniru kebudayaan orang-orang Korea. Pemerintah Korea malah senang saat kebudayaannya disebarluaskan oleh bangsa asing.
Kampanye budaya yang dilakukan oleh Korea melalui karya seni ternyata manjur. Drama Korea berhasil mempengaruhi dunia, bahkan banyak yang meniru gaya serta pakaian yang dibawa oleh para aktor dan aktris Korea. Budaya Korea bukanlah budaya yang harus ditolak oleh bangsa Indonesia. Akan tetapi, mempunyai makna negatif, jika budaya Korea lebih diunggulkan dari budaya bangsa sendiri. Jika lebih banyak menggunakan budaya orang Korea dikhawatirkan bisa berdampak buruk terhadap kehidupan masyarakat. Bisa diibaratkan dengan orang meminum obat. Jika mengkonsumsi obat secara berlebihan, maka dikhawatirkan akan overdosis.
Sungguh ironis memang melihat kebudayaan Indonesia tidak dicintai oleh pemiliknya sendiri. Sebenarnya apa yang menyebabkan mayoritas masyarakat Indonesia tidak mencintai kebudayaannya sendiri? Ada banyak faktor yang menyebabkan masyarakat Indonesia tidak mencintai kebudayaannya sendiri. Salah satunya adalah derasnya arus globalisasi yang akhirnya ikut menyeret kebudayaan Indonesia. Berkembangnya teknologi modern yang menyebabkan semuanya menjadi lebih mudah, untuk melihat ke dunia luar pun tidak perlu jauh-jauh pergi ke luar negeri untuk mengetahui kondisi di luar negeri, tetapi cukup dengan televisi dan internet saja kita dapat melihat bagaimana situasi di luar negeri. Hal tersebut memang merupakan kemudahan dan keuntungan bagi kita, namun hal tersebut juga menjadi salah satu penyebab masyarakat Indonesia lebih mencintai budaya negara lain daripada budaya negara mereka sendiri.
Berkembangnya teknologi juga mempermudah kita untuk berkunjung ke tempat yang jauh. Dengan pesawat terbang, banyak turis asing yang datang berkunjung ke Indonesia dan melihat langsung kebudayaan nasional kita, sehingga terjadi proses akulturasi disitu. Namun, turis-turis asing juga menularkan kebudayaan mereka kepada masyarakat Indonesia, sehingga masyarakat pun mengikuti kebudayaan mereka tanpa mempertahankan identitas mereka sebagai bangsa Indonesia karena memegang teguh Pancasila sebagai jati diri Indonesia.
Sebenarnya bukan masalah jika orang asing menularkan kebudayaan mereka kepada kita. Namun saat ini masyarakat Indonesia belum berpegang teguh terhadap Pancasila yang seharusnya menjadi pandangan hidup dan jati diri bangsa Indonesia. Selain itu, masyarakat Indonesia belum sepenuhnya memahami dan meresapi makna dan hakikat dari kebudayaan Indonesia, baik kebudayaan nasional ataupun kebudayaan lokal. Terlebih lagi upaya pemerintah yang lamban dalam mematenkan kebudayaan Indonesia. Masak  harus diklaim terlebih dahulu, baru pemerintah mematenkan kepemilikan kebudayaan Indonesia?
Jika hal ini terus dibiarkan, maka kebudayaan Indonesia pun lama kelamaan akan lenyap dari negara Indonesia sendiri karena “dimakan” oleh negara lain. Bahkan bisa saja terjadi anonimitas pada negara Indonesia, karena kebudayaan merupakan ciri khas yang dimiliki oleh suatu negara, seperti yang dikemukakan oleh Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimilik oleh masyarakat itu sendiri.
Sebenarnya masih ada segelintir orang yang peduli dengan kebudayaan Indonesia, hal inilah yang harus dipertahankan dan digenerasikan, sehingga kebudayaan Indonesia tidak “tergantung” statusnya. Upaya pelestarian kebudayaan Indonesia dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, seperti mencintai dan memaknai kebudayaan Indonesia, berusaha tidak latah dengan kebudayaan negara lain, mempopulerkan kesenian Indonesia, mulai belajar dan mempraktekkan kebudayaan Indonesia di kehidupan sehari-hari.
Pemerintah mungkin memang lamban dalam mematenkan kebudayaan Indonesia, tetapi pemerintah juga sudah melakukan upaya untuk melestarikan kebudayaan Indonesia, buktinya adalah terdapatnya pelajaran Pendidikan Seni Budaya di dalam kurikulum pendidikan jenjang dasar dan menengah, dan terdapat pelajaran Kesenian Daerah pada Muatan Lokal di beberapa sekolah. Nah, sekarang tinggal tergantung pada kita sebagai masyarakat Indonesia, akan memilih mempertahankan kebudayaan Indonesia atau memilih untuk apatis dan membiarkan kebudayaan Indonesia semakin luntur.